Selasa, 10 Februari 2009

Warga Panik, Pabrik Karet Akan Gulung Tikar

laporan;hendrianto
Di tengah anjloknya harga karet yang menjadi sektor paling banyak digeluti masyarakat Kabupaten Kuansing. Membuat masyarakat yang berprofesi sebagai petani karet mulai resah. Pasalnya, satu pekan terakhir beredar kabar pabrik karet PT Andalas Agro Lestari yang selama ini menjadi tempat penampungan hasil karet masyarakat dikabarkan akan tutup alias gulung tikar.

Kabar angin ini, telah menjadi topic pembicaraan hangat di tengah kalangan petani karet. Karna, bila pabrik ini tutup, tentu warga Kuansing yang mengndalkan kehidupan dari hasil karet ini akan kesulitan menjual hasil karet mereka. Isu tersebut lebih meyakinkan lagi dengan telah tutupnya sebuah pabrik karet di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.

Kepala Dinas Perkebunan Kuansing, Hardi Yacub SP ketika di konfirmasi salah satu media terkemuka di Riau beberapa waktu yang lalu mengaku, belum mendapatkan kabar ini. Hardi malahan menanyakan sumber berita yang beredar tersebut.

Menurut Hardi Yacub, sangat ironis kalau pabrik karet ini disebut-sebut akan gulung tikar karena kurangnya pasokan karet ke pabrik. Sementara sekitar 65 persen masyarakat Kuansing bermata pencaharian dari sektor perkebunan karet.

‘’Kalau tutup karena kurang pasokan karet, ini ironis dan mustahil, dan saya belum mendengar kabar ini sama sekali,’’ ujarnya.

Hardi Yacub mengatakan, kalau pasokan karet ke pabrik PT Andalas Agro Lestari dari perbincangannya dengan Hasan Bahari salah satu Direktur yang mengolah pabrik ini, justru setiap bulan pasokan karet masyarakat yang diantar ke pabrik terus mengalami peningkatan.

Bisa saja, kabar ini ditiupkan oleh orang-orang tertentu yang punya kepentingan dan ingin mencari keuntungan sendiri. Bahkan, pada tahun 2009 ini, Pemkab Kuansing melalui Dinas Perkebunan akan melakukan kerja sama dengan PT Andalas Agro Lestari dalam pengelolaan karet rakyat. Saat ini kedua belah pihak tengah menyiapkan draf MoU (kesepakatan) yang akan ditanda tangani segera. Realisasi kerja sama ini akan berlangsung tahun ini.

Di antara item kerja sama yang akan segera disepakati itu, Hardi menyebutkan kerja sama dalam pembinaan kelompok petani karet untuk pemasaran. Bahkan pihak perusahaan berjanji akan memberikan harga lebih bagi petani dari harga yang ada di pasaran. Selain itu, kerja sama dalam penanganan setelah panen.

Tetapi ada beberapa spekulan yang memungkinkan pabrik karet ini tutup, karna hasil pembicaraan majalah ini dengan salah seorang warga desa Koto kombu melalui telpon beberapa waktu yang lalu, mengakui kalau harga karet secara keseluruhan di kabupaten kuansing, harga nya sangat murah sekali jika di bandingkan beberapa bulan yang lalu sebelum adanya krisis ekonomi global.
“khusus nya masyarakat kabupaten yang ada di kecamatan hulukuantan, lebih melirik mata pencaharian yang lain, seperti mendulang emas, atau pekerjaan lainnya, pasalnya harga karet tidak lagi bisa mencukupi kehidupan untuk satu keluarga , coba bayangkan saja, beberapa bulan yang lalu sebelum krisis ekonomi global, persatu Kilogram karet masih laku di jual hingga mencapai harga 12.000 Rupiah, tapi akhir akhir ini satu kilo karet hanya bisa di jual 2000 rupiah, jadi warga lebih cendrung memilih pekerjaan lain dari pada memotong karet” ujar Ridwan Ali.

Mungkin akibat anjloknya harga karet ini, tidak menutup kemungkinan berkurangnya pasokan ke pabrik karet tersebut sehingga salah satu pabrik karet di Rengat tersebut gulung Tikar (berbagai sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar